BANDUNG, koran5news.com--- Wakil
Wali Kota Bandung, Oded M Danial menghadiri Launching Program Gerakan Menuju
100 Smart City sekaligus turut menandatangani Nota Kesepakatan Bersama ( MoU)
antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan 25 (dua puluh lima) Kota
KabupatenTerpilih 2017, di Hotel Four Point Sheraton Makasar, Senin
(22/05/2017).
Kegiatan dihadiri Direktur Jenderal
(Dirjen) Bina pembangunan daerah Kemendagri Diah Indrajati, Dirjen Aplikasi
Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani Pangerapan, Wali kota Makassar Dani
Pomanto, dan para wali kota serta bupati se Indonesia. Oded hadir
mewakili Wali kota Bandung dan didampingi oleh Sekretaris Diskominfo Kota
bandung beserta jajaran dan Bagian Humas Setda Kota Bandung.
Pemerintah Kota Bandung terpilih
sebagai salah satu dari 25 Kota/Kabupaten di Indonesia yang dinyatakan Lulus
Assessment Gerakan Menuju 100 Smartcity, yang diselenggarakan Dirjen Aplikasi
Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bekerja
sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN & RB, Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian PU & PR, Kantor Staf Presiden dan Kompas Gramedia.
Assessment yang dilakukan
berdasarkan beberapa indikator yaitu Kemampuan Keuangan Daerah, Indeks Kota
Hijau oleh Kementerian PUPR, Indeks Kinerja Pemerintah Daerah dari Kemendagri,
dan Indeks Kota Berkelanjutan (khusus kota) dari Bappenas oleh 20 (dua puluh)
assesor yang terdiri dari para akademisi, pemerintahan, dan praktisi TI.
Usai penandatanganan MoU, Oded
bersama 4 (empat) kepala daerah lainnya menjadi pembicara pada segmen
'Tantangan, Implementasi dan Kisah Sukses dalam Pengembangan Smart City di
Indonesia. Oded menjelaskan bahwa Bandung dibangun atas 3 (tiga) prinsip yaitu
desentralisasi, kolaborasi dan inovasi.
Dengan prinsip itu pula berbagai
inovasi dilakukan untuk mendukung kelancaran pelayanan masyarakat (public
services), memaksimalkan kinerja aparatur Pemkot dan mendukung fungsi pemkot
sebagai regulator. "Kita berusaha membangun bandung smart city di berbagai
aspek diantaranya smart government melalui aplikasi bansos, membangun
infrastruktur, bandung smart government melalui e_musrenbang, SILAKIP, bandung
smart goverment melalui Lapor!, Bandung smart ekonomi melalui kredit melati,
dan lain sebagainya".
Ditambahkan Oded bahwa seluruh usaha
tersebut tidak lain untuk meningktkan kesejahteraan dan indeks kebahagiaan
warga kota bandung.
Ia juga menanggapi positif
diselenggarakannya gerakan menuju 100 smart city sebagai sarana berbagi dan
mengembangkan implementasi smart city di daerah masing-masing sesuai dengan
potensi dan kondisi kebutuhan daerahnya. Dan smua itu hanya akan bisa berhasil
jika dilaksanakan dengan semangat kolaborasi, bukan kompetisi," tandas
Oded.
Sementara itu Menkominfo dalam
sambutannya yang dibacakan Dirjen Aptika Kemkominfo Samuel, mengatakan
bahwa smart city bukan lagi pilihan tetapi merupakan keniscayaan karena seluruh
dunia sdh menuju smart city. Dan saat ini yang diperlukan adalah
implementasinya di setiap daerah.
Tujuan smart city bukanlah bagaimana
kota kabupaten membeli teknologi dan perlengkapannya, tetapi pemerintah harus
memiliki strategi yg nilai tambahnya bs diaplikasikan bagi kemajuan
pelayanan.
"Smart city harus diperkuat
dengan adanya perubahan mindset aparatur, proses bisnis untuk percepatan dlm
pelayanan, dan komitmen untuk mengembangkan smart city yang berkelanjutan dlm
jangka panjang," papar menteri.
Selain itu, harus punya strategi
agar seluruh kota dan kabupaten d indonesia bs melaksanakan "Karena itu
salah satu variabel yang dipersiapkan adalah kemampuan keuangan daerah".
Sementara itu, Mendagri Cahyo dalam
paparannya yang disampaikan Diah Indrajati menyampaikan ada beberapa yg menjadi
catatan yaitu pembangunan smart city harus dikembangkan sesuai potensi dan
kebutuhan daerah masing2. Selain itu perlunya menumbuhkan hubungan kerjasama
yang baik di kalangan pemerintah kota dan kab dengan pusat.
"Oleh karena itu melalui
gerakan ini pemerintah kota dan kabupaten akan mendapatkan bimbingan dari tim
ahli yang akan membantu meletakkan aspek-aspek fundamental dalam smart
city".
Pada tahun pertama ini dipilih 25
kota kabupaten, selanjutnya dalam 2 (dua) tahun ke depan, ditargetkan 75 kota
dan kabupaten lainnya, sehingga di tahun 2019 diharapkan akan terbentuk 100
kota kabupaten yang memiliki pondasi kuat untuk menjadi smart city.(Red)